Kewiraswastaan, Wiraswasta,
Wiraswastawan
Pengertian:
1.Kewiraswastaan adalah suatu profesi yang timbul karena
interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan
seni yang hanya dapat diperoleh dari
suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktik.
2.Wiraswasta adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat
dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya serta mengambil tindakan yang
tepat, guna memastikan kesuksesan.
3.Kewiraswastawan adalah semangat, perilaku dan kemampuan
untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri atau pelayanan yang baik pada masyarakat, dengan selalu
mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta
menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara
kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas dan
inovasi serta kemampuan manajemen.
Perusahaan Kecil dalam Lingkungan
Perusahaan
Perusahaan kecil memegang peranan penting dala komunitas
perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju (Amerika, Inggris,
Jepang, dan sebagainya) menunjukka bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan
kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia
lapangan kerja, dan lain sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul
gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dala kondisi perekonomian
yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti
General Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya
adalah perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis,
perusahaan kecil dapat berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
Ciri-ciri perusahaan
kecil
Secara umum perusahaan kecil mengacu pada ciri-ciri berikut
:
·
Manajemen berdiri sendiri. Biasanya para manajer
perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka
memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
·
Investasi modal terbatas. Pada umumnya modal
perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik,
karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
·
Daerah operasinya local. Dalam hal ini majikan
dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak
perusahaan.
·
Ukuran secara keseluruhan relative kecil (
penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)
Cara memasuki usaha
kecil :
1.
Anak-anak biasanya mengambil bisnis keluarga
2.
Beberapa orang memilih bisnis yang sudah mapan
3.
Memulai suatu usaha yang baru
Ada beberapa area
ekonomi yang biasanya menjadi konsentrasi usaha kecil, yaitu :
1.Manufaktur. Bisnis manufaktur meliputi bahan baku manjadi
produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu pemilik harus memahami
produksi dan pemasaran dan bagaimana bisnis-bisnis ini berfungsi saling
melengkapi satu dengan yang lainnya.
2.Jasa. Jasa merupakan produk yang tidak dapat diraba secara
fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja atau karya.
3.Grosir. Grosir meliputi penjualan ke penjual yang lain,
seperti pengecer.
4.Pengecer. Pengecer merupakan pedagang yang menjual
barang-barang kepada konsumen akhir.
Usaha kecil memiliki
beberapa keunggulan komparatif, yaitu :
·
Usaha kecil beroperasi menebar diseluruh pelosok
dengan berbagai ragam bidang usaha.
·
Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal
untuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah.
·
Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat
karya yang disebabkan pengguna tekhnologi sederhana.
Perkembangan Franchising di Indonesia
Waralaba(franchising) adalah hak-hak untuk menjual suatu
produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia,
yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak
diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual
(HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan
suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut
dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Asosiasi
Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada
pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada
individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem,
prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu
tertentu meliputi area tertentu.
Kiat-kiat Memililh
Usaha dengan Cara Waralaba (Franchising)
18 tips berikut ini bisa anda jadikan pedoman awal dalam
memilih sebuah usaha waralaba:
1. Jangan mudah
percaya dengan brosur, lebih-lebih kepada calo franchise.
Informasi sepihak dari franchisor biasanya bias dan
cenderung subjektif. Jangan pertaruhkan uang, hidup, reputasi dan masa depan
anda. Carilah konsultan yang atahu tentang usaha waralaba ayang bisa anda
percaya dan anda andalkan.
2. Jangan ingin cepat
kaya.
Tidak ada sesuatu yang instan. Begitu juga jika anda memilih
membeli sebuah usaha waralaba. Tidak ada jaminan bahwa usaha anda akan cepat
sukses. Semua bisnis butuh kesabaran untuk sukses, tak terkecuali franchise.
Reputasi sebuah usaha waralaba dengan pengendalian sistem yang bagus pada
akhirnya kembali pada kemauan dan kemampuan anda dalam menjalankannya. Semuanya
butuh waktu.
3. Jangan memilih
franchise hanya karena harganya murah.
Anda tahu, franchisor membutuhkan investasi besar untuk
membangun bisnisnya? Oleh karena itu, mereka menuntut pengembalian investasi
bisnisnya melalui fee dan royalty. Jadi, jangan pernah anda memilih sebuah
usaha waralaba karena harganya yang murah.
4. Tentukan tujuan
anda memasuki bisnis franchise.
Tujuan adalah hal yang sangat penting dalam bisnis. Setiap
orang mempunyai tujuan yang berbeda. Ada yang ingin mencoba bisnis baru. Ada
yang ingin merintis usaha yang nantinya dapat membuat ia bisa berhenti dari
pekerjaannya. Atau ada yang memang ingin menjadi seorang entrepreneur. Apapun
tujuan anda, tentukanlah. Tapi yang terpenting adalah, jangan mempunyai tujuan
semata-mata karena uang. Ini tidak seperti anda bekerja dan mendapatkan gaji
tiap bulannya.
5. Perhatikan tingkat
risiko yang ada.
Membeli usaha waralaba tidak sama dengan membeli produk yang
anda sukai. Membeli franchise adalah membeli bisnis, dan tentunya ada
resikonya. Waralaba baru dengan wilayah baru tentu mengandung resiko yang lebih
tinggi dibandingkan dengan usaha waralaba yang telah mapan. Cari tahu berapa
persen orang yang membeli usaha waralaba tersebut yang gagal setiap tahunnya. Jika mencapai 20%,
kemungkinan besar ada sesuatu yang salah.
6. Hati-hati dengan
faktor subyektivitas dan emosional.
Jangan memilih usaha waralaba hanya karena faktor emosional.
Misalnya karena anda menyukai burger, anda lantas buru-buru membeli
franchise-nya dengan mengabaikan kondisi industri jenis makanan ini.
7. Hindari franchisor
yang hanya memiliki satu produk.
Ketergantungan pada satu produk sangat riskan, mengingat
tingginya persaingan bisnis.
8. Hindari franchise
yang membutuhkan banyak karyawan.
Bisnis yang membutuhkan banyak karyawan sangat berpontensi
memakan biaya produksi dan biaya tetap yang semakin besar. Kemungkinan
kesalahan manusianya (human error) pun lebih besar. Pilihlah sistem yang sudah
menggunakan mesin atau terkomputerisasi.
9. Hindari franchisor
yang terjerat masalah hukum.
Selidiki terlebih dahulu reputasi franchisor. Masalah hukum
apa saja yang pernah menimpanya dan adakah kasus hukum yang sekarang sedang ia
hadapi.
10. Selidiki berapa
banyak franchisee yang gagal.
Semakin banyak franchisee yang gagal atau semakin banyak
cabang usaha yang tutup menunjukkan usaha waralaba tersebut belum teruji.
11. Pelajari dukungan
promosi franchisor.
Sebagai franchisee, anda akan dikenakan royalti. Oleh karena
itu anda berhak atas dukungan promosi, seperti nation advertising (paket
promosi global di seluruh wilayah). Anda harus tanyakan kepada franchisor
apakah mereka menyediakan anggaran untuk hal ini, karena pada dasarnya mereka
harus menyediakan fasilitas tersebut.
12. Kunjungi beberapa
franchisor sebagai perbandingan.
Kunjungi beberapa franchisor untuk mendapatkan sejumlah
dokumen, formulir lamaran, bertanya langsung kepada owner atau pimpinan sambil
melihat-lihat fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Jika anda sudah
berkeluarga, usahakan untuk mengajak pasangan anda agar anda dapat
mendiskusikan hasil kunjungan itu. Dan perlu anda ketahui, pada saat yang sama
franchisor juga menilai kelayakan anda sebagai calon franchisee.
13. Pelajari dokumen
dan informasi yang sudah diperoleh.
Dokumen yang dapat anda minta saat kunjungan di antaranya
adalah formulir penawaran (promosi dan tawaran franchisee), perjanjian
franchisee (kontrak yang berisi rincian ketentuan kerjasama) dan formulir
lamaran (berisi data pribadi, pendidikan, pengalaman sebelumnya, kesehatan,
dll). Dokumen tersebut harus dianalisis secara serius agar anda mendapatkan
gambaran dan proyeksi yang benar.
14. Mengunjungi atau
bertukar pikiran dengan franchisee lain.
Pendapat dan pengalaman franchisee lain tentang franchisor
yang menjadi target anda sangatlah berharga. Cari mereka dan ajaklah untuk
sharing.
Ada satu cara yang cukup mudah untuk menggali informasi dari
franchisee lain, yaitu berbelanja atau menggunakan jasa salah satu outlet
mereka. Kemudian anda bisa ajukan beberapa pertanyaan seperti :
·
sudah berapa lama menjadi franchisee?
·
apa saja yang telah diberikan oleh franchisor?
·
bagaimana hubungannya selama ini, apa kelebihan
dan kekurangannya?
· bagaimana kinerja penjualan outletnya?
·
apakah sudah balik modal?
·
berapa margin keuntungannya?
·
apa sarannya pada orang yang akan bergabung
dengan merek ini, dan sebagainya.
15. Pelajari laporan
keuangan franchisor.
Franchisor yang baik dan profesional biasanya terbuka dengan
laporan keuangannya. Di negara-negara maju, hal ini sudah menjadi tuntutan
sesuai dengan peraturan pemerintah atau undang-undang yang berlaku. Keterbukaan
informasi keuangan akan sangat membantu calon franchisee untuk menilai
kesehatan perusahaan dan seberapa besar resikonya. Sebaliknya, franchisor yang
tertutup menunjukan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kondisi usahanya,
anda patut curiga.
16. Bandingkan
tingkat penghasilan yang akan anda peroleh dengan penghasilan deposito.
Franchise bukanlah investasi yang bebas risiko. Kemungkinan
gagalnya tetap ada, meskipun tidak sebesar bisnis baru. Oleh karenanya,
penghasilan yang diperoleh setidak-tidaknya harus mencapai dua kali penghasilan
bebas resiko. Jadi jika penghasilan deposito sekitar 10%, itu berarti return on
investment yang dapat anda harapkan minimal sebesar 20%.
17. Pertimbangkan
besarnya franchisee fee dan royalty.
Besarnya franchisee fee cukup beragam bergantung dai
investasi awal yang diperlukan, sistem, teknologi yang dikembangkan, ataupun
jenis bisnisnya (jasa atau manufaktur). Biasanya semakin tinggi nilai investasi
sebuah gerai franchise, semakin rendah franchisee fee-nya. Hal ini dimaksudkan
agar franchisor tidak membebani investor yang ingin membeli franchise.
Franchisee fee juga tergantung pada jenis bisnisnya.
Franchise di bidang jasa seperti salon, agen properti, dan lain-lain, biasanya
lebih besar, yakni sekitar setengah persen atau lebih dari nilai investasinya.
Bidang jasa bukanlah bisnis padat modal yang membutuhkan pabrik, tanah, atau
gedung, sehingga franchise fee-nya lebih tinggi.
18. Segera action!
Untuk tips yang terakhir ini sangat klise, tetapi banyak
yang tidak melakukannya. Penyebab utamanya adalah takut untuk mencoba, malas,
menganggap sepele atau sering menunda-nunda.
Padahal tips yang satu ini merupakan tips yang terpenting
dari tips memilih franchise yang lainnya. Karena tanpa anda bertindak, semua
tips yang telah anda dapatkan menjadi sia-sia.
Jenis-jenis usaha
yang potensial diwaralabakan:
1.
Produk dan jasa otomotif
2.
Bantuan dan jasa bisnis
3.
Produk dan jasa kontruksi, perawatan dan
perbaikan rumah, jasa AC
4.
Jasa pendidikan
5.
Rekreasi dan hiburan
6.
Fastfood dan take away (makanan siap saji)
7.
Stan makanan/food stalls
8.
Perawatan kesehatan, medis, dan kecantikan
9.
Jasa membersihkan karpet, kebersihan rumah,
perawatan, perbaikan furniture dan barang-barang manufaktur
10.
Eceran/retailing
Ciri-ciri Perusahaan Kecil
·
Manajemen berdiri sendiri
·
Modal disediakan oleh seorang pemililk atau
sekelompok kecil
·
Daerah operasinya lokal
·
Ukuran dalam keseluruhan relative kecil
Kekuatan dan kelemahan perusahaan
kecil
Kekuatan/kelebihan
perusahaan kecil
a. Banyaknya produk-produk tertentu yang dikerjakan oleh
perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak ketergantungan kepada
perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan besar dan menengah,
marginnya menjadi tidak ekonomis.
b. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan-kekuatan
ekonomi dalam masyarakat.
Secara umum perusahaan dalam skala kecil baik usaha
perseorangan maupun persekutuan (kerja sama) memiliki kelebihan dan daya tarik.
Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pemilik merangkap manajer perusahaan dan merangkap semua
fungsi manajerial seperti marketing, finance, dan administrasi.
b. Dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki keahlian
manajerial yang handal.
c. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi,
sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
d. Risiko usaha menjadi beban pemilik.
e. Pertumbuhannya lambat, tidak teratur, tetapi
kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.
f. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun
tidak memiliki rencana jangka panjang.
g. Bebas menentukan harga produksi atas barang dan jasa.
h. Prosedur hukumnya sederhana.
i. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah
pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
j. Komunikasi dengan pihak luar bersifat pribadi.
k. Mudah dalam proses pendiriannya.
l. Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki.
m. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.
n. Pemilik menerima seluruh laba.
o. Umumnya mampu untuk survive.
p. Cocok untuk mengelola produk, jasa, atau proyek
perintisan yang sama sekali baru, atau belum pernah ada yang mencobanya,
sehingga memiliki sedikit pesaing.
q. Memberikan peluang dan kemudahan dalam peraturan dan
kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha kecil.
r. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan
pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
s. Relatif tidak membutuhkan investasi terlalu besar, tenaga
kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana produksi lainnya relatif tidak
terlalu mahal.
t. Mempunyai ketergantungan secara moril dan semangat usaha
dengan pengusaha kecil lainnya.
Kelemahan perusahaan
kecil
Kelemahan dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya
berkaitan dengan faktor intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan
hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terlalu banyak biaya yang dikeluarkan, utang yang tidak
bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan standar.
b. Pembagian kerja yang tidak proporsional, dan karyawan
sering bekerja di luar batas jam kerja standar.
c. Tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal
kerja karena tidak adanya perencanaan kas.
d. Persediaan barang terlalu banyak sehingga beberapa jenis
barang ada yang kurang laku.
e. Sering terjadi mist-manajemen dan ketidakpedulian
pengelolaan terhadap prinsip-prinsip manajerial.
f. Sumber modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
g. Perencanaan dan program pengendalian sering tidak ada
atau belum pernah merumuskan.
Adapun yang
menyangkut faktor ekstern antara lain:
a. Risiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung
oleh kekayaan pribadi pemilik.
b. Sering kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada
intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam promosi.
c. Tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar,
dan analisis perputaran uang tunai.
Keuntungan Perusahaan
Kecil
Kebebasan dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak
perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal
ini lebih memungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan
perusahaan relative kecil, sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.Penyesuaian dengan
kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baikterutama karena dekatnya perusahaan
dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan, serta
fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan
perubahan selera pelanggan.
Kelemahan Perusahaan
Kecil
Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah yaitu masih terbatasnya
kemampuan sumber daya manusia ; Kendala pemasaran produk sebagian besar
pengusaha Usaha Kecil dan Menengah Industri – Dagang lebih memperioritaskan
pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam
mengaseskannya, khususnya dalam informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga
sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja ; Kecenderungan konsumen
yang belum mempercayai mutu produk Usaha Kecil dan Menengah Industri – Dagang;
Kendala permodalan usaha sebagian besar Usaha Kecil dan Menengah Industri –
Dagang memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil. Disamping itu
mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan
pembayaran.
Cara-cara Mengembangkan Perusahaan
Kecil
· Mengenal
faktor eksternal usaha kecil
Selanjutnya setelah memiliki visi, misi dan tujuan yang
jelas, perlu dipertimbangkan beberapa faktor eksternal atau faktor lingkungan
bisnis yang ditekuni. Pemetaan kondisi ini akan menghasilkan kekuatan dan
kelemahan pesaing kita, sekaligus melihat aspek mana yang bisa dijadikan
sebagai keunggulan bersaing. Kebijakan dan aturan pemerintah juga perlu menjadi
pertimbangan dalam membangun strategi pemasaran. Faktor eksternal menjadi hal
yang penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan strategi pemasaran karena
banyak hal diluar diri kita akan berpengaruh terhadap pemasaran yang dilakukan.
· Memahami
Pelanggan
Konsumen atau pelanggan adalah basis atau target dari produk
kita, maka memahami konsumen atau pelanggan menjadi hal yang penting untuk
dilakukan. Pemahaman tentang konsumen, nilai-nilai yang mereka anut, dan nilai
tambah seperti apa yang diinginkan mereka akan sangat membantu perusahaan dalam
mendisain produk dan jasa yang dibutuhkan. Untuk memahami pelanggan perlu
dilakukan riset pemasaran. Riset pemasaran merupakan bagian dari strategi
pemasaran yang dilakukan dengan cara survey
atau wawancara dengan calon-calon konsumen mengenai apa harapan dan keinginan
mereka tentang perusahaan, merupakan salah satu cara memahami pelanggan.
· Menentukan
Target Pasar
Menentukan target pasar
yang sudah tertentu merupakan strategi pemasaran agar tidak salah
menjual produk pada orang yang tidak tepat.
Salah satu permasalahan usaha kecil adalah kesulitan untuk untuk
menentukan segmen pasar dari hasil produknya, apakah diperuntukkan bagi
masyarakat kelas menengah atas atau untuk menengah bawah. Bisnis Usaha kecil
sejak awal harus menentukan bisnisnya diarahkan untuk kelas mana. Dengan
menentukan target pasar yang dituju, perusahaan bisa memberikan satu nilai
tambah yang menjadi pembeda dibandingkan dengan para pesaingnya. Nilai tambah inilah
yang disebut sebagai differensiasi. Dengan differensiasi yang kuat, bisa
menjadi senjata dalam menghadapi berbagai persaingan.
· Menganalisa
Faktor Internal Usaha Kecil
Setelah peta kondisi eksternal sudah diperoleh , langkah
selanjutnya adalah memikirkan kondisi internal sebuah usaha, strategi apa yang
akan dilakukan untuk mengelola perusahaan. Pola pengelolaan strategi internal
ini, dalam ilmu pemasaran sering disebut sebagai strategi 4 P yaitu mengelola
produk, harga, saluran distribusi dan promosi (product, price, place of
distrbution, promotion).
· Menawarkan Produk
Yang sesuai dengan Kebutuhan Pelanggan
Salah satu kunci membangun strategi pemasaran adalah
menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sebagus apapun produk
yang ditawarkan jika tidak sesuai dengan kebutuha pelanggan akan ditolak. Produk-produk perusahaan bisa dibagi menjadi
dua bagian, yaitu produk utama dan produk pendukung. Produk utama adalah
kegiatan belajar mengajar dengan segala prosesnya. Karena bukan barang jadi,
proses kegiatan belajar mengajar adalah produk utama yang melibatkan emosi dan
perasaan dari peserta didik sebagai konsumen. Karena itu, agar produk utama ini
baik harus diciptakan pengalaman belajar mengajar yang menyenangkan.
Perusahaan harus menentukan produk apa yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Survey kebutuhan pelanggan perlu dilakukan agar produk
yang diberikan sesuai dengan pilihan mereka.
· Menentukan
Harga Produk
Setelah menentukan produk apa yang ingin ditawarkan,
selanjutnya adalah menentukan berapa harga yang harus dibayar oleh konsumen.
Harga menjadi sesuatu yang cukup sensitif
bagi pelanggan, salah satu yang menjadi pertimbangan dalam membangun
strategi pemasaran adalah menentukan harga yang pas. Prinsip utama dalam
menentukan harga adalah menghitung keseluruhan biaya yang diperlukan. Dari
situ, tinggal ditambahkan berapa persen laba yang ingin diperoleh untuk
kepentingan pengembangan dan penghitungan berapa tahun akan balik modal.
Dalam hal distribusi, perlu juga dipikirkan bagaimana produk
yang kita buat akan sampai kepada konsumen. Perlu dipikirkan apakah produk kita
jual secara langsung atau dipercayakan kepada distributor dan agen untuk
penyebarannya. Yang penting adalah bagaimana produk tersebut bisa sampai ke
tangan konsumen.
· Promosi
Produk
Salah satu faktor yang penting dalam pemasaran sebagai P
yang terakhir dari 4P yaitu promosi. Promosi adalah usaha-usaha sadar untuk
melakukan sosialisasi, penerangan, dan pemberitahuan kepada masyarakat tentang
berbagai informasi, yang biasanya mengenai berbagai produk yang ditawarkan.
Aktivitas promosi melibatkan berbagai bentuk dan variasi yang sangat beragam.
Tinggal bagaimana para pengelola melakukan berbagai promosi kreatif sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran promosi yang disediakan. Membuat kemasan produk
yang baik dan menarik merupakan salag satu bentuk promosi yang cukup baik dan
efektif.
Bentuk promosi yang paling tradisional adalah iklan. Iklan
adalah pemasangan informasi produk di berbagai media dan penerbitan mulai dari
koran, majalah, tabloid, televisi, dan juga radio. Iklan memang efektif
menjangkau khalayak yang luas, tetapi dari sisi biaya memang membutuhkan
anggaran yang besar. Jika terasa bahwa biaya iklan di media massa cukup besar,
bisa dicoba bentuk lain yaitu dengan brosur, leaflet, dan juga spanduk yang
dipasang di sekitar wilayah di mana konsumen berada. Dengan demikian, informasi
lengkap tetap bisa didapatkan oleh target konsumen kita.
Cara lain yang efektif adalah melalui promosi dari mulut ke
mulut (word of mouth) di mana satu orang memberikan penjelasan kepada orang
lain karena merasa mendapatkan manfaat yang baik dari produk atau jasa yang
digunakan. Promosi ini sangat efektif karena biasanya orang lebih percaya
kepada apa yang dikatakan oleh saudara ataupun teman-teman yang sudah merasakan
terlebih dahulu.
Pada akhirnya, aktifitas promosi apapun dalam perusahaan
tidak bisa berjalan efektif jika secara internal tidak memperhatikan faktor
kualitas sebuah perusahaan. Dengan kualitas produk yang baik, ditambahkan
komunikasi yang mengena, maka aktifitas perusahaan bisa berjalan dengan
baik.(Galeriukm)
Kegagalan-kegagalan
Perusahaan Kecil
Hasrat seseorang untuk meningkatkan karir sebagai Pengusaha
begitu menggebu. Tetapi Hasrat/kemauan saja ternyata tidak cukup. Kemauan harus
dibarengi dengan kemampuan dan keterampilan untuk menjalankan tugas Pengusaha.
Bila tidak, kegagalanlah yang akan dijumpai.
Sebenarnya, dalam batas-batas tertentu, kegagalan semacam
ini dapat dihindari/dikurangi. Hasil studi menunjukan bahwa sebagian besar
kegagalan bisnis yang dikelola Pengusaha itu disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti :
Berikut ada 7 hal
yang penyebab kegagalan usaha/bisnis secara umum;
1.Kurangnya Pemahaman
Usaha dan tempat usaha
Memahami secara kontekstual dan strategi bukan saja
bagaimana produk itu mempunyai nilai tambah dan dibuat. Namun perlunya
pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut, baik secara
frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan kualitasnya. Pemahaman usaha juga
berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal lokasi usaha, info usaha, kondisi
kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali
memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja
tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa
ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai
kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi).
Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian
penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.
2. Kurangnya
pengalaman dan strategi pemasaran
Kewirausahaan dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada
pengalaman usaha. Kalo sekiranya pemodal dan pemilik belum pengalaman maka
belilah orang untuk dijadikan staf atau patner usaha, baik secara aktif maupun
konsultan. Pengalaman berhubungan dengan bagaimana menjual, kepada siapa
menjual, mengikat pelanggan, menangkap reaksi pelanggan dll.
Secara umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan
giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan, layanan jasa dan lain-lain namun tidak
mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari
ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang
bahkan tahun-tahun mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa
UKM, rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau
bisnis plan tidak punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa
dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai.
Pemasaran yang diterapkan masih tradisional dan rentan
terhadap perebutan pelanggan oleh pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun
loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha mikro membangun fanatisme? Sangat bisa,
ketika saya menambal ban kendaraan yang bocor saya memilih satu tukang tambal
ban dari 3 yang ada di sekitar saya, karena memang kualitas alat pembakar yang
menghasilan tambalan yang bagus dan sosoknya pun yang komunikatif, menghargai
dan rela mengulang dan dikritik bila
kurang sempurna hasilnya.
3. Kurangnya
pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana.
Pengadaaan bahan baku tidak serta merta sepreti logika
membeli bahan baku cabe, daging dalam rumaha makan atau logika semen, besi
dalam usaha bangunan, tetapi lebih kepada bagaimana bahan baku diperlakukan.
Banyak pebisnis yang baru membuka usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin
namun tidak dengan pemahaman bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman
frekuensi penggunaan bahan baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat
.Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital
printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana
memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga
keseringan rusak menimbulkan
ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha
macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan, pelanggan pun
lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing yang memberikan layanan garansi secara pasti
sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana, walau harga lebih mahal, ini
semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.
4. Kurang nya
kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan
Kebijakan dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha
hendaknya tidak mengandalkan dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam
catatan administrasi perlu di jadikan modal dalam menentukan keputusan.
Kebijakan/Keputusan berbasisis data. Begitu juga dalam hal keuangan, banyak
kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik,
sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa
mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga
kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui.
5. Kurangnya
kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit
Wirausaha-wan yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga
kredit yang membabi buta ke bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi
mengambil kredit maksimal dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan
dari kebutuhan operasional. Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai
expansi produksi dan pra investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan
kebutuhan suntikan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas
nya. Likuiditasnya misal apakah pelanggan anda selalu cash membayar atau
menunda-nunda pembayaran. Dengan kata lain, ketika anda memgajukan kredit ke
bank, tentu andapun juga harus hati-hati
dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah
mana yang tertib dan tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya.
Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan
kepentingan/kebutuhan pribadi juga
menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu
sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan
pendapatan perusahaan/toko/usaha.
6. Kurangnya
kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha
Wirausahawan yang sejati tidak serta merta menjadikan
seluruh keluarganya adalan staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena
hubungan yang terlalu cair dalam keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi
stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur proses
pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf yang
bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan beranggapan
bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang berwawasan wirausaha maka akan
membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga
sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia terlah berhasil
sebagai wirausaha wan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya,
seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf
mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa
masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf
anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan
tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang
tidak dilakukan penguasana secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop
SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan
hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian
per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode
harmonisasiny antara divisi.
Kekurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen
merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan
usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM
masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.
7. Kekurangan
pemahaman perubahan teknologi
Dalam awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha
individu bidang Cetak Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit
tadi harusnya langsung bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada
perubahan teknologi cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan
pemahaman teknologi maka pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha
sebelumnya. PEmahaman teknolgi bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan
dengan computer dan internet, namun juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi
yang ada, misal mengulek sambel dari cobek beralih dengan blender, dari
penghangat nasi dengan kompor beralih ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang
cetak mencetak, yang dahulunya dengan mesin cetak warna yang mahal sekarang
cukup dengan yang portable dan print namun tetap dengan kualitas handal.
Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena
pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data
nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi
data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu
stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah
digunakan oleh pesaing.
Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan
perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun
mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti
perkembangan teknologi.
Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik
dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog
gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena
beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha
jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah
mulai berdatangan. Yang penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.
Perbedaan Antara Kewiraswastaan dan
Bisnis Kecil
PERUSAHAAN KECIL :
1.
Umumnya dikelola pemilik
2.
Struktur organisasi sederhana
3.
Pemilik mengenal karyawan
4.
Presentase kegagalan perusahaan tinggi
5.
Kekurangan manajer yang ahli
6.
Modal jangka panjang sulit diperoleh
PERUSAHAAN BESAR :
1.
Dikelola bukan oleh pemilik
2.
Struktur organisasi kompleks
3.
Pemilik hanya mengenal sedikit karyawan
4.
Presentase kegagalan rendah
5.
Banyak ahli manajemen
6.
Modal jangka panjang relatif mudah didapatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar