Jumat, 17 Juni 2016

Review Jurnal : ANALISA LAPORAN KEUANGAN GUNA MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT ASTRA INTERNASIONAL TBK



Judul                     : ANALISA LAPORAN KEUANGAN GUNA MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT ASTRA INTERNASIONAL TBK.
Penulis                 : Ratih Puspitasari
Nama Jurnal       : Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012

A.            ABSTRAK
Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang didapatkan pada data dan kondisi masa lalu sulit untuk mengekstrapolasikan ekspektasi masa depan. Namun kita harus ingat bahwa hanya masa depan yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil hari ini sebagai hasil dari analisis keuangan. Ukuran kinerja keuangan akan bekerja dengan baik bila diterapkan pada seluruh entitas usaha dimana investasi, operasi dan pembiayaan secara kolektif dikendalikan dan dikelola oleh manajemen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Likuiditas perusahaan tahun 2007 dan 2008 cukup baik namunpada tahun 2006 terjadi beda penyajian laporan keuangan yang mengakibatkan analisa rasio likuiditas perusahaan terlihat tidak baik. Solvabilitas perusahaan terlihat cukup baik, dimana perusahaan dapat memenuhi seluruh total kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan mengalami likuidasi.

B.            LATAR BELAKANG
Dalam kondisi krisis perekonomian global, suatu perusahaan akan dihadapkan pada apakah perusahaan tetap dapat mempertahankan kinerja yang telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada perusahaan di negara-negara lainnya. Jika perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien sehingga kinerja perusahaan dapat dipertahankan dan tetap dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan telah berhasil. Untuk menilai keberhasilan kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui analisa laporan keuangan, analisis khusus, basis data, dan sumber informasi lainnya yang menjadi pertimbangan yang masuk akal tentang kondisi masa lalu, sekarang dan prospek dari usaha serta efektivitas pimpinannya. Analisa Laporan Keuangan  banyak dilakukan oleh manajemen atau analis dalam menilai kinerja keuangan dari suatu perusahaan karena Laporan Keuangan merupakan sumber informasi. Terdapat berbagai teknik analisa laporan keuangan, termasuk berbagai rasio keuangan dan tren dari tahun ke tahun yang dapat digunakan melakukan penilaian kinerja keuangan sebuah perusahaan. Akan tetapi perlu disadari bahwa teknik yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang berbeda. Dalam analisa keuangan sering kali terdapat hambatan untuk menghitung semua angka,padahal biasanya hanya terdapat beberapa hubungan yang akan menghasilkan informasi dan pandangan yang betul-betul dibutuhkan oleh analisis. Penilaian kinerja melalui laporan keuangan yang didapatkan pada data dan kondisi masa lalu sulit untuk mengekstrapolasikan ekspektasi masa depan. Namun kita harus ingat bahwa hanya masa depan yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil hari ini sebagai hasil dari analisis keuangan. Ukuran kinerja keuangan akan bekerja dengan baik bila diterapkan pada seluruh entitas usaha dimana investasi, operasi dan pembiayaan secara kolektif dikendalikan dan dikelola oleh manajemen.

Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Penerapan Analisa Laporan Keuangan pada PT. Astra International Tbk.
2.  Menilai Analisa Laporan Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Astra International Tbk.

C.            METODE PENELITIAN
Penelitian di lakukan pada PT Astra International Tbk. di kantor pusat yang berlokasi di Astra International Building Jl.Gaya Motor Raya No.8 Sunter II Jakarta, selama kurang lebih 2 bulan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian terdiri dari :
1.Perencanaan dengan mengidentifikasi kebutuhan data yang akan digunakan dalam analisa laporan
keuangan.
2.Perencanaan waktu yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Alat yang digunakan penulis dalam penilaian kinerja keuangan adalah melalui analisa laporan keuangan secara komparatif (trend) dan rasio keuangan, terdiri:
      ·         Analisis laporan komparatif (trend) dilakukan didalam perusahaan sendiri secara konsolidasi
    ·         Analisis laporan komparatif (trend) dengan perusahaan sejenis untuk bidang usaha otomotif , agrisbisnis dan alat berat.
·         Analisis rasio keuangan hanya dilakukan didalam perusahaan sendiri, mengingat tidak ada perusahaan konsolidasi yang sejenis dengan PT Astra International Tbk.
3. Studi pustaka dengan mencari, membaca dan merangkum bahan-bahan yang sesuai dengan topic
penelitian. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan cara :
1. Wawancara yang dilakukan dengan Accounting Departement.
2. Observasi melalui data sekunder yaitu diperoleh penulis melalui Laporan Tahunan (Annual Report) PT Astra International Tbk tahun 2008, 2007 dan 2006 beserta dokumen keuangan lainnya yang tidak dipublikasikan seperti Laporan Kinerja triwulanan. Serta untuk mencapai penilaian kinerja yang lebih optimal maka penulis melakukan analisa laporan keuangan komparatif terhadap perusahaan pesaing per bidang usaha, yaitu PT Indomobil sebagai pesaing PT Astra International Tbk bidang usaha otomotif serta PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sebagai pesaing PT Astra International Tbk bidang usaha agribisnis Dan PT. Hexindo Adiperkasa merupakan pesaing di bidang Alat alat berat.


D.            HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Analisa Laporan Keuangan PT Astra Internasionl Tbk Salah satu tugas penting manajemen adalah menganalisa pencapaian kinerja perusahan yang telah dicapai pada periode tertentu secara berkala. Analisa pencapaian kinerja dilakukan terhadap berbagai aspek operasional baik keuangan maupun non keuangan. Pencapaian kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan baik bulanan, triwulanan maupun tahunan. Untuk analisa pencapaian kinerja keuangan tahunan biasanya digunakan laporan keuangan audited. Hal ini dilakukan untuk meyakini bahwa laporan keuangan adalah wajar. Kewajaran laporan keuangan diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan public tehadap laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan biasanya menyajikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut. Pada tahun 2008 PT. Astra International Tbk. diaudit oleh Haryanto Sahari & Rekan (member firm of Price Waterhouse Cooper) dengan opini ‘’wajar dalam semua hal yang material’’. Untuk analisa internal perusahaan manajemen melakukan analisa laporan keuangan pada PT Astra International Tbk. dilakukan setiap triwulan, dengan tujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi pencapaian kinerja dalam triwulan. Hal ini dilakukan sebagai sumber informasi bagi manajemen untuk menjaga agar pelaksanaan program kerja tetap terlaksana dengan baik sehingga kinerja tetap tercapai dengan baik dan dapat diambil keputusan-keputusan startegis. Sedangkan untuk kebutuhan pihak eksternal seperti investor, manajemen menyajikan pencapaian kinerja tahunan dalam Laporan Tahunan (Annual Report) yang pada tahun 2008 diterbitkan pada bulan April 2009. Didalam Laporan Tahunan tersebut disajikan pencapaian kinerja perusahaan untuk semua aspek secara menyeluruh baik induk perusahaan maupun anak perusahaan secara konsolidasi. Isi Laporan Tahunan PT Astra International Tbk tahun 2008 antara lain mencakup:
1. Ikhtisar Keuangan
Ikhtisar laporan keuangan komparatif pada tahun 2006, 2007 dan 2008 dan rasio-rasio keuangan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Ikhtisar Keuangan Tahun 2006, 2007 dan 2008 Laporan Laba Rugi dan Neraca (Rp milyar kecuali disebut lain)
Sumber : Laporan Tahunan PT Astra International Tbk

Tabel 2 Ikhtisar Keuangan Tahun 2006, 2007 dan 2008 Analisa Rasio
 Sumber : Laporan Tahunan PT Astra International Tbk

2. Ikhtisar Saham
Harga saham dan volume perdagangan saham per triwulan periode 2007 dan 2008 adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Harga dan Volume Perdagangan Saham Per Triwulan tahun 2006, 2007 dan 2008

3. Penghargaan 2008
Sepanjang tahun 2008, PT Astra International Tbk. menerima penghargaan dari berbagai lembaga maupun instansi, antara lain Emiten dengan Kinerja Terbaik Sektor Aneka Industri dari majalah Investor, Perusahaan Idaman 2008 - Peringkat 1 dari Majalah Warta Ekonomi, Penghargaan Millenium Development Goals No.2 Kategori Achive Universal Primary Education PBB untuk MDG di Asia Pasifik dari Metro TV – Utusan khusus PBB untuk MDG, dan lain-lain.
4. Laporan Manajemen
Merupakan laporan dari Dewan Komisaris dan Direksi.
5. Tata Kelola Perusahaan
Dalam tata kelola perusahaan menerapkan konsept GCG (good corporate governance) yang merupakan aspek kunci dalam keberhasilan pengelolaan perusahaan. Untuk menjaga tercapainya tata kelola perusahaan yang baik PT Astra International Tbk. telah mengembangkan perangkat pengendalian internal, pengelolaan resiko serta komunikasi eksternal.
6. Pembahasan dan Analisis Manajemen
Menyajikan pembahasan dan analisis atas kinerja yang dicapai grup Astra pada tahun 2008. Kinerja yang dicapai pada tahun 2009 sangat baik, meski pada kuartal terakhir pasar mengalami penurunan. Pergerakan ekonomi membuat proyeksi tahun 2009 begitu menantang, sehunbungan dengan ketatnya likuiditas dan penurunan permintaan konsumen serta kemerosotan harga-harga komoditas.
7. Laporan Bisnis
Dalam laporan bisnis ini Astra International menyajikan mengenai struktur bisnis Astra dan anak perusahaan Astra. Adapun bidang bidang yang dijabarkan adalah Bidang, otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan dan energi, agribisnis, teknologi informasi dan infrastruktur dan mata rantai logistik.
8. Laporan Berkelanjutan
Laporan ini menyajikan laporan yang selalu berhubungan setiap tahun dan selalu berkelanjutan, misalnya mengenai laporan sumber daya manusia, laporan yayasan amaliah astra, amaliah astra foundation dan lain-lain.
9. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disajikan adalah laporan keuangan yang telah di audit oleh diaudit oleh Haryanto Sahari & Rekan (member firm of Price Waterhouse Cooper), terdiri dari laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan induk saja dan laporan keuangan khusus anak perusahaan. Untuk itu penulis akan mencoba untuk menganalisa laporan keuangan konsolidasi.
B. Analisa Laporan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan PT. Astra International Tbk.
Analisa yang dilakukan oleh penulis berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi yang disajikan dalam Laporan Tahunan 2008 dan 2007. Seperti dijelaskan diatas didalam Laporan Tahunan, manajemen telah menyajikan berbagai analisa kinerja baik aspek keuangan maupun non keuangan. Sehingga penulis melakukan analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan dengan lebih detail terhadap laporan keuangan komparatif untuk menilai kinerja keuangan apakah mengalami kenaikan atau penurunan dan rasiorasio keuangan yang mengungkapkan hubungan antara berbagai pos yang ada dalam laporan keuangan perusahaan serta analisa berbagai penyebab dari pencapaiannya maupun alasan apabila kinerja tidak tercapai. Untuk mencapai penilaian kinerja yang lebih optimal maka penulis melakukan analisa laporan keuangan komparatif terhadap perusahaan pesaing per bidang usaha, namun hal ini tidak dapat dilakukan dalam analisa rasio keuangan, karena tidak adanya perusahaan konsolidasi yang sejenis dengan PT PT Astra International Tbk. Variabel yang digunakan Laporan Keuangan Konsolidasi terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi pada PT Astra International Tbk untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2006, 2007 dan 2008. Sedangkan perusahaan pesaing per bidang usaha yang digunakan adalah laporan keuangan PT Indomobil sebagai pesaing PT Astra International Tbk bidang usaha otomotif serta PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sebagai pesaing PT Astra International Tbk bidang usaha agribisnis.



C. Analisis Laporan Keuangan Komparatif (Trend) PT Astra International Tbk tahun 2006, 2007 dan 2008.
Laporan Keuangan komparatif pada tahun 2006, 2007 dan 2008 pada PT Astra International Tbk. Adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Laporan Laba Rugi PT Astra International Tbk Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember (Dalam milyar rupiah)

Tabel 5. Neraca Konsolidasi yang berakhir pada tanggal 31 Desember PT Astra Internasional Tbk (dalam milyar rupiah)
Berdasarkan Laporan Keuangan komparatif pada tahun 2006, 2007 dan 2008 maka analisis laporan keuangan komparatif (tren) dan tren angka indeks Laporan Laba Rugi adalah sebagai berikut :

Pendapatan Bersih tahun 2007 naik sebesar Rp.14,474.- milyar atau 26,9% dari tahun 2006 dan pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp.26,881.- milyar atau 38,3% dari tahun 2007. Kinerja pendapatan berkembang mengikuti perubahan kondisi ekonomi pada umumnya terutama pada sembilan bulan pertama dengan permintaan pasar dan aktivitas bisnis yang tinggi, namun pada triwulan terakhir perkembangan krisis global mulai mempengaruhi sector ekonomi riil seperti hal nya terjadi juga pada perusahaan astra grup.
Tabel Pendapatan Bersih dari bidang usaha bisnis adalah sebagai berikut ini:
Tabel 6. Pendapatan Bersih per Segmen Usaha Tahun 2007 dan 2008 (Dalam milyar rupiah)

bidang usaha membukukan peningkatan pendapatan bersih, dimana bisnis otomotif, agribisnis dan bisnis alat berat memberikan kontribusi terbesar pada kenaikan pendapatan bersih
E. Analisa Rasio Keuangan pada PT Astra International Tbk.
1. Analisis Risiko, terdiri dari :
a. Likuiditas (Liquidity) terdiri :
­ Rasio Lancar (current ratio) =

Berdasarkan data-data di atas dapat diambil satu kesimpulan analisa bahwa perusahaan pada tahun 2006 terbukti belum mampu menutupi kewajiban kewajiban lancar dikarenakan adanya kenaikan Bagian Jangka Pendek dari Hutang Jangka Panjang yang sudah jatuh tempo di tahun 2006 dan tidak adanya Piutang Pembiayaan di tahun 2006 pada Aset Lancar. Piutang Pembiayaan pada tahun 2006 disajikan seluruhnya sebagai Aset Tidak Lancar. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 Piutang Pembiayan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun disajikan sebagai Aset Lancar. Hal ini mengakibatkan adanya kenaikan rasio lancar pada tahun 2007 dan 2008 yang cukup signifikan. Kenaikan Hutang Jangka Pendek pada tahun 2008 diimbangi dengan kenaikan pada Aset Lancar yang berasal dari Kas dan Setara Kas, Persediaan, sehingga rasio lancar dapat meningkat lebih baik lagi dibandingkan tahun 2007. Kenaikan Persediaan pada tahun 2008 terutama terjadi pada Persediaan Alat Berat di anak perusahaan yang diikuti dengan kenaikan Hutang Jangka Pendek.
­ Rasio Cepat (Acid test ratio)

Dalam analisa ini terlihat bahwa aktiva lancar yang paling likuid tidak mampu menutupi hutang lancar. Namun angka rasio ini memang tidak harus 100 % atau 1:1. Dari data di atas rasio cepat pada tahun 2007 mengalami kenaikan sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan yang tidak signifikan. Solusinya adalah setiap kenaikan hutang jangka pendek diimbangi dengan kenaikan asset yang dapat dicairkan dengan cepat.
­ Periode penagihan (collection period) =


Sumber:





Review Jurnal : PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA FINANCIAL

Judul        : PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA FINANCIAL
Penulis                : Nur Azlina, Kamaliah, & Dinanda Sulaeman
 Nama Jurnal      : Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 2, April 2013 : 213-226
Tahun Terbit       : 2013

A.            Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara praktik total quality management terhadap kinerja financial pada perusahaan jasa di kota Pekanbaru Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan pada 67 perusahaan jasa yang sudah menerapkan praktik total quality management selama lebih dari tiga tahun. Perusahaan itu terdiri dari 33 perusahaan perbankan, 12 perusahaan perhotelan, 16 rumah sakit dan 6 perusahaan telekomunikasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling (purposive sample method) sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung. Pengujian data yang digunakan untuk regresi linear berganda .Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam dimensi TQM yang dianalisa hanya variabel fokus pada pelanggan dan manjemen sumberdaya manusia yang tidak berpengaruh terhadap kinerja financial sedangkan yang lainnya yaitu kepemimpinan , proses manajemen, perencanaan strategis serta informasi dan analisis berpengaruh terhadap kinerja financial .
B.            Latar Belakang
Awal tahap penelitian empiris dalam TQM hampir secara eksklusif terbatas pada upayamampu mengukur instrument yang membangun praktik TQM misalnya, saraph dkk. (1989),Garvin (1983) yang membandingkan praktik TQM di Jepang dan US (Kaynak,2003). Para peneliti lain seperti Mohrman dkk. (1995)menganalisishubungan antara praktek TQMdan kinerja financial di berbagai tingkatan.Studi yang dilakukan oleh Daset al. (2000) meneliti hubungan teknik manajemen mutusistem dan pengaruhnya terhadapkinerja.  Beberapa peneliti bidang akuntansi telah melakukan penelitian TQM itu sendiri dan menghasilkan berbagai temuan.Ditantaranya temuan Ittner dan Larcker (1995) tidak menemukan bukti bahwa organisasi yang mempraktikan TQM dan Sistem Akuntansi Manajemen dapat mencapai kinerja yang tinggi.Peneliti lainnya yaitu Sim dan Killough (1998) serta Kurnianingsih (2000) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara praktik penerapan TQM dengan desain Sistem Akuntansi Manajemen terhadap kinerja. Penelitian mengenai penerapan TQM memberikan hasil yang beragam.Kegagalan untuk mendapatkan hasil yang konsisten disebabkan olehtiga perbedaan yang signifikan antara penelitian dalam halmasalah penelitian desain. Pertama, dalam beberapa penelitian sepertiyang dilakukan oleh Douglas dan Hakim (2001),TQM dioperasionalkan sebagai konstruksitunggal untuk Menganalisis hubungan antara TQM dan kinerja perusahaan,sementara, Simson dan Terziovski (1999) mengoperasionalkan TQM dibangun oleh multidimensi. Kedua, tingkat kinerjadiukur bervariasi antara studi. Beberapa penelitian mengoperasionalkan kinerja hanya pada tingkat beroperasi seperti yang dilakukanSimson dan Terziovski (1999), sementara penelitian lain mengukur kinerja pada berbagai tingkatan Das dkk. (2000), Kaynak (2003). Ketiga, kerangka analisa yang digunakan untuk menyelidiki hubungan antara TQM dan kinerja juga berbeda antar studi. Dengan kata lain, ketika data dianalisis dengan alat analisis berbeda seperti menggunakan regresi berganda atau dengan structural equation model. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan jasa di kota pekanbaru. Perkembangan perusahaan jasa di kota pekanbaru sendiri, mengalami peningkatan yang cukup signifikan, diantaranya dapat dilihat dari jumlah hotel yang dibuka. Perkembangan industri jasa ini sendiri tidak lepas dari akan dilaksanakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan dilaksanakan di Provinsi Riau tahun 2012 ini. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Maccinnati (2008)tentang pengaruh TQM dan kinerja keuangan yang dilakukan pada Rumah Sakit di Italia. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara TQM dan kinerja keuangan. Pemilihan perusahaan jasa yakni perusahaan yang termasuk kategori perusahaan menengah ke atas yang berada di wilayah kota Pekanbaru. Pemilihan ini didasarkan pada pandangan bahwa penerapan TQM pada perusahaan manufaktur dan jasa tidak jauh berbeda bahkan perusahaan jasa lebih menekankan orientasi terhadap kualitas jasa yang diberikan.
C.            Tujuan Penelitian
1. menguji pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja financial
2. menguji pengaruh fokus pada pelanggan terhadap kinerja financial
3. menguji pengaruh manajemen sumber daya manusia terhadap kinerja Financial
4. menguji pengaruh proses management terhadap kinerja financial
5. menguji pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja financial dan
6. menguji pengaruh informasi dan analisis terhadap kinerja financial.
D.            Metode Penelitian
I.             Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang berada di kota Pekanbaru Provinsi Riau yang meliputi perusahaan: Telekomunikasi,Perbankan, Perhotelan, dan Rumah Sakit. Sampel dalam penelitian ini meliputi 33 perusahaan Perbankan, 12 Perhotelan, 16 Rumah Sakit dan 6 Perusahaaan Telekomunikasi. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan dengan kategori menegah keatas. Penentuan populasi ini didasarkan pada alasan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut menekankan pada kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Sedangkan sampel yang dipilih adalah manajer tingkat menengah. Pemilihan sampel ini didasarkan atas alasan bahwa manejer tersebut terlibat secara teknis dalam praktik total quality management. Sampel penelitian ini diperoleh melalui metode purposive sampling, artinya sampel dipilih dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan jasa yang menekankan kepada pelayanan dan kualitas jasa.
2. Telah memiliki status hotel bintang tiga keatas bagi perusahaan perhotelan.
3. Rumah sakit swasta yang memiliki fasilitas rawat inap.
4. Perusahaan telah beroperasi diatas 3 tahun
II.            Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui pengiriman kuesioner pada responden. Kuesioner dikirimkan kepada manajer perusahaan yang berada pada bagian yang berhubungan dengan kualitas produk/jasa diantaranya manajer HRD, manajer pemasaran, manajer public relation, manajer keuangan atau manajer setingkat.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
I.             Praktik TQM
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan customers pada biaya yang sesungguhnya secara berkelanjutan terus menerus.
II.            Kepemimpinan
Pengukuran mengenai kepemimpinan terdiri dari 4 pertanyaan yakni terdiri dari Apakah Executive senior memiliki keyakinan yang sama tentang arah masa depan dari organisasi, perananSenior manajer secara aktif mendorong adanya perubahan dan menerapkan budaya saling percaya, adanya keterlibatan dan komitmen dalam perubahan menuju “best Practice”, Karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam mendorong dan membantu dalam menerapkan perubahan organisasi,adanya derajat yang tinggi dari kesatuan tujuandi seluruh perusahaan kami , dan kami sudah menghilangkan penghalang antara individu dan/atau departemen.
III.           Fokus pada Pelanggan
Pada Pengukuran elemen fokus pada pelanggan digunakan 6 pertanyaan yang terdiri dari penilaian mengenai perusahaan mengetahui kebutuhan pelanggan eksternal sekarang dan yang akan datang ( baik dalam volume maupun karakteristik produk), Kebutuhan Pelanggan ini secara efektif disebarkan dan dipahami dengan kerja keras, Dalam merancang produk/jasa baru, Perusahaan menggunakan kebutuhan pelanggan domestik , perusahaan memiliki suatu proses yang efektif untuk memecahkan keluhan pelanggan eksternal, Keluhan Pelanggan digunakan sebagai suatu metoda untuk memulai peningkatan dalam proses yang sedang berjalan, dan perusahaan secara sistematis dan secara teratur mengukur kepuasan pelanggan eksternal.
IV.          Manajemen Sumberdaya Manusia
Pada pengukuran mengenai manajemen sumberdaya manusia, 7 pertanyaan diajukan yakni penilaian mengenai Konsep “internal customer” (yaitu orang atau proses yang seluruhnya mencakup semua karyawan) merupakan hal yang baik dipahami pada perusahaan, perusahaan memiliki suatu organisasi yang melakukan pelatihan secara luas dan proses pengembangan mencakup perencanaan karir untuk semua karyawan, perusahaan mempunyai proses komunikasi yang efektif “ top-down” dan “ bottom up”, Kepuasan Karyawan adalah formalitas dan secara teratur diukur, apakah Keselamatan pekerjaan dan Keamanaan merupakan praktek yang paling baik, Fleksibilitas Karyawan, multi-skilling dan pelatihan dengan aktif digunakan untuk peningkatan kinerja, dan Semua karyawan percaya bahwa mutu adalah tanggung jawab mereka.
V.            Proses Manajemen
Untuk proses manajemen pengukuran dilakukan dengan menggunakan 6 pertanyaan, yakni mengenaipemahaman Konsep ”pelanggan yang internal” dipahami dengan baik dalam perusahaan, perusahaan mendisain proses di perusahaan kami untuk menjadi " tahan gagal" ( berorientasi pencegahan), perusahaan mempunyai metoda yang mapan dan jelas untuk mengukur mutu dari produk dan jasa, perushaan membuat dan menggunakan secara luas teknik statistik untuk meningkatkan proses dan untuk mengurangi berbagai variasi, perusahaan bekerja keras untuk menetapkan hubungan jangka panjang dengan para penyalur. Perusahaan menggunakan rating sistem seorang suplier untuk menyeleksi supplier dan memonitor kinerja mereka.
VI.          Perencanaaan Strategik
Pengukuran perencanaan strategik terdiri dari 6 pertanyaan, yang terdiri dari penilaian mengenai, perusahaan mempunyai suatu statemen misi yang telah dikomunikasikan keseluruh perusahaan dan didukung oleh karyawan, perusahaan mempunyai suatu proses perencanaan yang tersusun dan menyeluruh dan secara teratur meninjau ulang tujuan jangka panjang dan jangka pendek, Rencana perusahaan memfokuskan pada pencapaian Praktek “best practice”, Ketika perusahaan mengembangkan rencana, kebijakan dan sasaran hasil, kami selalu menyertakan kebutuhan pelanggan, kemampuan penyalur, dan kebutuhan dari stakeholders lain termasuk masyarakat. perusahaan mempunyai statemen tertulis dari strategi yang mencakup semua operasi yang secara jelas dilafalkan dan disetujui oleh Para manajer Senior, Operasi pabrikasi pada perusahaan secara efektif disejajarkan dengan yang misi bisnis pusat.
VII.         Analisis dan Informasi
Mengenai Pengukuran elemen analisis dan informasi, pertanyaan terdiri dari 4 pertanyaan yang terdiri dari penilaian mengenai, Perusahaan mempunyai suatu sistem pengukuran pekerjaan efektif untuk menjejaki keseluruhan hasil (performace) financial, Informasi dan data terbaru tentang kinerja perusahaan selalu siap tersedia bagi mereka yang memerlukan, Senior manajer secara teratur mempunyai suatu pertemuan untuk meninjau ulang capaian perusahaan dan menggunakan nya sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Perusahaan dihubungkan dalam kompetitif aktif program benchmarking (tolok ukur) untuk mengukur kinerja perusahaan kami terhadap “best practice” di dalam industri.
VIII.        Kinerja Financial
Pengukuran kinerja financial, dimana pada penelitian ini dibatasi pada kinerja financial menggunakan instrumen yang digunakan oleh Chenhall (1997), Kaynak (2003). Pertanyaan terdiri dari tiga item pertanyaan keadaan produk dibandingkan dengan rata-rata industri yang terdiri dari tingkat pertumbuhan penjualan dalam 3 tahun ini, tingkat pertumbuhan ROI, dan tingkat pertumbuhan profit. Pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin, mulai dari 1= Sangat dibawah rata-rata sampai dengan 5=Jauh diatas rata-rata.

Metode Analisis Data
Pengujian awal yang peneliti lakukan untuk penelitian ini adalah uji kualitas data yang diperoleh dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Sebelum dilakukan uji hipotesis dilkukan terlebih dahulu uji asumsi klasik.
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan metode analisis regresi berganda dengan bantuan software statistik SPSS16, dengan persamaan regresi sebagai berikut :
 Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3X3+ β4 X4 + β5 X5 + β6 X6
keterangan :
X1 = Kepemimpinan
X2 = Fokus Pada Pelanggan
X3 = Proses manajemen
X4 = Manajemen sumberdaya manusia
X5 = Perencanaan strategis
X6 = Analsiss dan Informasi
Y = Kinerja Financial
 Pengujian menggunakan uji t dengan tingkat kesalahan (α) 5%, dan confidence interval 95%. Kriteria penolakan hipotesis adalah jika signifikansi t > 5% atau T statistik kecil dari T table. Sebaliknya jika signifikansi t < 5% atau T statistic lebih besar dari T table maka hipotesis diterima.
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Deskripsi Kuesioner
Hasil deskripsi kuesioner yang dikirim dan yang kembali serta dapat diolah bisa dilihat pada tabel I berikut :
Tabel 1
Hasil Deskripsi Kuesioner
Responden
Jumlah disebar
Jumlah Kembali
Jumlah Gugur
Jumlah yang diolah
Jumlah tidak kembali
Perbankan
76
11       7,3%
-
11
65
Hotel
40
10        6,7%
-
10
30
Rumah Sakit
24
8          5,3%
-
8
16
Telekomunikasi
10
4          2,7%
-
4
6
Total
150
33        22%
-
33
117

Sumber: Data olahan (2012)

Hasil Uji Kualitas Data dan Asumsi Klasik

Hasil pengujian kualitas data, semua data dalam penelitian ini valid dan reliabel. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan data dalam penelitian ini berdistribusi normal, bebas multikolinearitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a.Hasil pengujian membuktikan bahwa kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja financial dengan nilai sig t 0.020.
b.Hasil pengujian membuktikan bahwa fokus pada pelanggan tidak berpengaruh terhadap kinerja financial dengan nilai sig t 0.472.
c.Hasil pengujian membuktikan bahwa manjemen sumberdaya manusia tidak berpengaruh terhadap kinerja financial dengan nilai sig t 0.385.
d.Hasil pengujian membuktikan bahwa proses manajemen berpengaruh terhadap kinerja financial dengan nilai sig t 0.046.
e.Hasil pengujian membuktikan bahwa perencanaan strategis berpengaruh terhadap kinerja financial dengan nilai sig t 0.005.
f.Hasil pengujian membuktikan bahwa informasi dan analisis berpengaruh terhadap kinerja financial dengan nilai sig t 0.043.


sumber:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=105800&val=5118(10-06-2016)

Senin, 13 Juni 2016

Review Jurnal : Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Bumi Resources Tbk




IDENTITAS
Judul               : Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Bumi Resources Tbk.
Penulis            : Marsel Pongoh
Jurnal              : Jurnal EMBA
Volume           : 1
Tahun             : 2013
Nomor            : 3
Halaman         : Hal. 669 – 679

ABSTRAK
Penilaian kinerja keuangan didasarkan pada peningkatan penjualan. Hal tersebut dapat direfleksikan dalam suatu laporan, laporan yang menggambarkan perkembangan kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan tersebut biasa disebut laporan keuangan. Agar laporan keuangan dapat berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari pos-pos dalam laporan keuangan yang sering disebut analisis laporan keuangan. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT. Bumi Resources Tbk berdasarkan analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif menggunakan pengukuran rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Berdasarkan rasio likuiditas secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan baik, meski selama kurun waktu dari tahun 2009-2011 berfluktuasi. Berdasarkan rasio rentabilitas secara keseluruhan perusahaan berada dalam posisi yang baik. Berdasarkan rasio solvabilitas keadaan perusahaan pada posisi solvable, karena modal perusahaan dalam keadaan cukup untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor.

A.       Latar Belakang
Salah satu aspek yang dapat dilihat dalam rangka penilaian kinerja adalah dengan meningkatnya penjualan. Dan semua hal tersebut dapat direfleksikan dalam suatu laporan. Laporan yang menggambarkan perkembangan finansial perusahaan dari suatu periode tertentu. Laporan tersebut biasa disebut dengan laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Esensi laporan keuangan sangat penting mengingat dari laporan keuangan berbagai keputusan penting mengenai kelangsungan hidup dari entitas bisnis terjadi. Tujuan utama dari laporan keuangan adalah penyedia informasi yang penting bagi users of information. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat memberikan informasi yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas.
Pencatatan pengeluaran dan penerimaan setiap akhir periode akuntansi dinyatakan perusahaan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangan, sedangkan analisa terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai sarana evaluasi dari pekerjaan bagian akuntansi, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai sarana evaluasi saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil keputusan. Nilai yang tercantum dalam laporan keuangan selalu berubah-ubah setiap periodenya, atau selalu mengalami penambahan dan pengurangan. Perubahan nilai yang ada dalam laporan keuangan akan berpengaruh di dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan sangat berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan misalnya pemilik perusahaan, pemasok, investor, pegawai, pemerintah (khususnya dalam hal perpajakan).
Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam memberikan gambaran kinerja keuangan mengenai perkembangan perusahaan dan keberlanjutan perusahaan tersebut melakukan usahanya. Analisa rasio adalah menggambarkan suatu perbandingan antara jumlah tertentu (dari neraca atau rekening rugi laba) dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, rentabilitas, solvabilitas suatu badan usaha.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana penerapan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Bumi Resources Tbk.
2.   Bagaimana menilai Analisis Laporan Keuangan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja keuangan pada PT. Bumi Resources  Tbk.

C.        Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bumi Resources Tbk. Berdasarkan analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
D.       Metode Penelitian
1.     Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunahkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variable dalam sampel atau populasi. Data yang digunakan dari penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu:
a.      Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh penulis.
b.      Data Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan oleh penulis antara lain :
a)    Gambaran Umum PT. Bumi Resources Tbk.
b)  Laporan keuangan PT. Bumi Resources Tbk tahun 2009 – 2011 yang meliputi neraca dan laba rugi.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis, yaitu:
I.              Penelitian Lapangan
Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh sejumlah data berupa laporan keuangan PT. Bumi Resources Tbk.
II.            Wawancara
Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh sejumlah data mengenai gambaran umum PT. Bumi Resources Tbk.
III.           Dokumentasi
Penelitian ini dimaksud untuk mendukung data sekunder PT. Bumi Resources Tbk.

2.     Metode Analisis Data
Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hasil penelitian yang berupa data-data laporan keuangan yang berhubungan terhadap kinerja perusahaan. Data berupa informasi akuntansi yang digunahkan oleh pihak manajemen dalam bentuk laporan keuangan yang kemudian akan dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diperlukan dan dapat menunjukan informasi mengenai likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
E.        Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang telah di publikasikan.
Tabel 1. Laporan Keuangan PT. Bumi Resources Tbk.


Dalam Jutaan Rupiah
2009
2010
2011
Total Asset
55,933,615
63,363,659
66,814,128
Current Asset
17,362,616
23,161,472
23,406,190
Cash and Cash eq.
477,036
2,066,633
626,507
Trade Receivables
1,725,781
1,660,711
3,221,833
Inventories
1,305,157
1,066,485
1,425,051
Non Current Asset
30,570,997
40,202,107
43,407,930
Fixed Asset Net
8,196,568
7,397,292
8,201,277
Deffered Tax Assets
1,986,729
n.a
n.a
Other Assets
860,697
670,983
830,298
Liabilities
48,493,247
51,506,526
57,960,099
Current Liabilities
15,886,176
12,277,283
23,044,376
Trade Payables
1,749,840
999,456
1,561,480
Taxes Payable
2,068,089
1,978,105
1,925,884
Accrued Expenses
1,382,464
1,874,256
2,409,415
Non Current Liabilities
32,607,072
39,229,243
34,915,724
Shareholder Capital
7,440,367
11,857,133
10,667,629
Revenue
34,451,217
26,315,998
36,281,598
Cost Of Good Sold
23,963,687
17,644,829
21,825,408
Gross Profit
10,487,530
8,671,170
14,456,190
Operating Expense
4,488,002
2,812,562
4,261,406
Operating Profit
5,999,528
5,858,607
10,194,784
Other Income (Expense)
(1,133,570)
(1,088,754)
(4,767,123)
Profit and Loss before Taxes
4,865,958
4,769,853
5,427,661
Comprehensive Profit
1,790,218
2,392,058
1,950,547
Sumber : PT. Bumi Resources Tbk.

Pembahasan:
Analisis Rasio Keuangan
1.     Likuiditas
a.       Current Ratio
Current ratio menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar suatu perusahaan.

Tabel 2. Current Ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
Hutang Lancar
 (a)
Aktiva Lancar
(b)
Current ratio
(c) = b : a
2009
15,886,176
17,362,618
1,09
2010
12,277,283
23,161,472
1,88
2011
23,044,376
23,406,190
1,01
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 2. menunjukan bahwa tahun 2009 sebesar 1,09 dan tahun 2010 terjadi peningkatan pada nilai rasio yang naik menjadi 1,88. Peningkatan ini terjadi karena nilai pada nilai aktiva lancar yang jauh lebih besar dari peningkatan nilai hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan rasio menjadi 1,01. Hal ini tejadi karena hutang lancar perusahaan yang bertambah drastis.
b.      Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.

Tabel 3. Quick Ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
Hutang Lancar (a)
Aktiva Lancar (b)
Persediaan
(c)
Quick Ratio
(d) = b – c : a
2009
15,886,176
17,362,618
1,305,157
1,01
2010
12,277,283
23,161,472
1,066,485
1,79
2011
23,044,376
23,406,190
1,425,051
0,95
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 3. diketahui pada tahun 2009 sebesar 1,01 kali. Dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan pada nilai rasio menjadi 1,79, peningkatan ini terjadi karena terjadi penurunan yang pada nilai hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan pada nilai rasio menjadi 0,95 ini disebabkan adanya peningkatan nilai hutang lancar yang sangat besar sedangkan nilai aktiva lancar yang tidak begitu mengalami perubahan.

c.       Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayarkan hutang. Pada tahun 2009 sebesar 0,03 hal tersebut menunjukkan rasio kas yang kurang baik. Dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan nilai rasio yang drastis menjadi 0,16. Peningkatan ini terjadi disebabkan oleh adanya peningkatan nilai yang sangat besar pada nilai kas dan setara kas serta penurunan pada bagian hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 0,027.

d.      Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

Tabel 4. Inventory to Net Working Capital PT. Bumi Resources Tbk
Tahun
Persediaan
(a)
Aktiva lancar
(b)
Hutang lancar
(c)
Inventory to NWC (d) = a : b – c
2009
1,305,157
17,362,618
15,886,176
0,88
2010
1,066,485
23,161,472
12,277,283
0,09
2011
1,425,051
23,406,190
23,044,376
3,93
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 4. diketahui pada tahun 2009 nilai rasio ini adalah 0,88. Dan pada tahun 2010 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 0,09. Penurunan nilai rasio ini terjadi akibat menurunnya nilai persediaan Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan nilai rasio menjadi 3,93.
2.     Rentabilitas
a.      Gross Profit Margin
Gross profit margin mengukur efisiensi pengendalian harga pokok.

Tabel 5. Gross Profit Magin PT. Bumi Resources, Tbk.
Tahun
Penjualan
(a)
Laba Kotor
(b)
Gross Profit Margin
(c) = b : a
Gross Profit Margin (%)
2009
34,251,217
10,487,530
0,30
30%
2010
26,315,998
8,671,170
0,32
32%
2011
36,281,598
14,456,190
0,39
39%
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 5. diketahui pada tahun 2009 sebesar 30% dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan nilai rasio menjadi 32%, meskipun terjadi penurunan dalam volume penjualan, tetapi gross profit margin mengalami peningkatan karena naiknya harga komoditas batu bara. Sedangkan pada tahun 2011 Gross Profit Margin ratio mengalami kenaikan 7% mengikuti trend perkembangan dari komoditas batu bara yang meningkat.

b.     Return on Investment (ROI)
Return on investment (ROI) mengukur kemampuan perusahaan dengan menghitung jumlah aktiva yang digunakan dalam opersai perusahaan untuk menghasilkan laba.

Tabel 6. Return On Investment PT. Bumi Resources, Tbk.
Tahun
Total Aktiva (a)
Laba Bersih Sesudah Pajak (b)
Return On Investment
(c) = b : a
Return On Investment
(%)
2009
55,933,615
1,790,218
0,032
3,2%
2010
63,363,659
2,392,058
0,037
3,7%
2011
66,814,128
1,950,547
0,029
2,9%
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 6. diketahui tahun 2009 sebesar 3.2% dan pada tahun 2010 nilai rasio ini mengalami peningkatan dari 3,2% menjadi 3,7%. Peningkatan ini terjadi karena peningkatan nilai laba bersih sesudah pajak lebih kecil dari peningkatan nilai total aktiva. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 2,9%. Penurunan ini terjadi karena nilai laba bersih sesudah pajak lebih kecil dari peningkatan nilai total aktiva.

c.      Return on Equity (ROE)
Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.

Tabel 7. Return On Equiy PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
Total Modal (a)
Laba Bersih Sesudah Pajak (b)
Return On Equity
(c) = b : a
ROE (%)
2009
7,440,367
1,790,218
0,2406
24,06%
2010
11,857,133
2,392,058
0,2017
20,17%
2011
10,667,629
1,950,547
0,1828
18,28%
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 7. diketahui pada tahun 2008 sebesar 24,06% dan pada tahun 2009 nilai rasio ini menurun menjadi 20,17% ini terjadi karena terjadi peningkatan pada nilai laba bersih sesudah pajak lebih kecil dari pada peningkatan nilai total modal. Sedangkan pada tahun 2011 juga terjadi penurunan nilai rasio yang drastis menjadi 18,28% akibat terus menurunnya nilai laba bersih sesudah pajak.

d.     Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.

Tabel 8. Net profit Margin PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
Penjualan
(a)
Laba Bersih
(b)
Net Profit Margin
(c) = b : a
Net Profit Margin
(%)
2009
34,451,217
1,790,218
0,05
5%
2010
26,315,998
2,392,058
0,09
9%
2011
36,281,598
1,950,547
0,05
5%
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 8. diketahui pada tahun 2009 sebesar 5 % dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan nilai rasio sebesar 4% menjadi 9 % sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 5 %. Penurunan ini terjadi akibat menurunnya nilai laba bersih sedangkan penjualan terjadi peningkatan.

3.     Solvabilitas
a.       Debt Ratio
Debt to ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.

Tabel 9. Debt ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
Total Aktiva
(a)
Total Hutang
(b)
Debt Ratio
(c) = b : a
Debt Ratio
(%)
2009
55,933,615
48,493,247
0,86
86%
2010
63,363,659
51,506,526
0,81
81%
2011
66,814,128
57,960,099
0,86
86%
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 9. diketahui pada tahun 2009 nilai rasio adalah 86% dan pada tahun 2010 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 81%. Penurunan nilai rasio ini terjadi karena peningkatan nilai total aktiva lebih besar dari pada peningkatan nilai total hutang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada nilai rasio menjadi 86 %.

b.       Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah rasio yang membandingkan hutang perusahaan dengan total ekuitas.

Tabel 10. Debt To Equity Ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
Total Modal
(a)
Total Hutang
(b)
Debt To Equity Ratio (c) = b : a
Debt to Equity Ratio (%)
2009
7,440,367
48,493,247
6,51
65,1%
2010
11,857,133
51,506,526
4,34
43,4%
2011
10,667,629
57,960,099
5,43
54,3%
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 10. diketahui pada tahun 2009 sebesar 65,1% dan pada tahun 2010 terjadi penurunan nilai pada rasio menjadi 43%. Penurunan nilai rasio ini disebabkan oleh peningkatan nilai total modal yang lebih besar dari peningkatan nilai total hutang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada nilai rasio menjadi 54 % karena menurunnya nilai total modal.

F.         Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Rasio likuiditas, secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan baik,meskipun selama kurun waktu dari tahun 2009 – 2011 berfluktuasi. Makin tinggi nilai rasio likuiditas, menandakan bahwa keadaan perusahaan berada dalam kondisi baik atau liquid.
2.  Rasio rentabilitas, secara keseluruhan dari tahun 2009 -2011 keadaan perusahaan berada dalam posisi baik karena mengalami peningkatan seiring kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba dan efisiensi dalam menggunakan sumber daya.
3.    Rasio solvabilitas, keadaan perusahaan tahun 2009 - 2011 berada pada posisi solvable. Hal ini dapat dilihat bahwa keadaan modal perusahaan cukup untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor.

Sumber: