Selasa, 15 Desember 2015

ASAL NAMA “MINANGKABAU"

MinangKabau itu berasal dari dua perkataan yaitu “Minang” bermakna menang dan “Kabau” bermakna Kerbau. Dengan itu MinangKabau bermakna “Menang Kerbau” atau “Kerbau Menang”.
Menurut ceritanya, pada suatu hari Raja Nur Alam yang memerintah negeri Batu Putih di wilayah Sumatera Barat Indonesia, didatangi oleh Raja Kepulauan Jawa. Karena menyangka kedatangan baginda bersama rombongannya itu berniat baik maka disambut dengan baik oleh rakyat jelata dan mereka terus dibawa mengadap Raja Nur Alam di istana.
“Kami datang hendak berperang”, kata Raja Kepulauan Jawa sebaik sahaja mengadap Raja Nur Alam.
“Berperang? Aapa faedahnya?”titah Raja Nur Alam pula. “Beta hendak memerintah negeri ini,” jawab Raja Kepulauan Jawa pula.
Pada mulanya Raj Nur Alam tidak mengendahkan cabaran itu karena baginda tidak suka berperang sebaliknya ingin menjalin persahabatan dengan Raja Kepulauan Jawa itu. Tetapi Raja Kepulauan Jawa masih tidak berpuas hati dan cabaran demi cabaran telah diajukan kepada Raja Nur Alam supaya mereka berperang. Akhirnya Raja Nur Alam tidak mempunyai pilihan melainkan terpaksa menyahut cabaran tersebut.
“Siapkan segala kelengkapan karena kita terpaksa berperang dengan Raja Kepulauan Jawa”, perintah Raja Nur Alam kepada pembesar istana.
“Kalau kita berperang yang menang akan jadi arang dan yang kalah akan jadi abu”, Kata Tok Perpatih, Bendahara Raja Nur Alam.
“Apa yang mesti kita lakukan?” tanya Raja Nur Alam.
Maka Tok Perpatih pun mencadangkan supaya diadakan pertandingan diadu kerbau antara kerbau Raja Kepulauan Jawa dengan kerbau Raja Nur Alam.
“Pemilik kerbau yang kalah mesti tunduk kepada pemilik kerbau yang menang,” kata Tok Perpatih menyarankan.
Raja Kepulauan Jawa setuju terhadap saran itu lalu baginda pun menyediakan seekor kerbau betina yang besar dan garang. Baginda berasa amat yakin akan memperoleh kemenangan tanpa payah berperang.
Untuk menentang kerbau Raja Kepulauan Jawa itu maka Raja Nur Alam telah memerintahkan orang-orang baginda mencari kerbau yang sama besarnya dengan kerbau pihak lawan tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Akhirnya Tok Perpatih menyarankan supaya mereka membuat rencana untuk menewaskan kerbau Raja Kepulauan Jawa itu.
Mereka menyediakan seekor anak kerbau dan anak kerbau itu dibiarkan kelaparan dan kehausan semalaman. Kemudian anak kerbau itu dipasangkan tanduk yang diperbuat dari buluh runcing.
Maka pada hari yang ditetapkan maka berkumpullah orang ramai di satu kawasan lapangan untuk menyaksikan pertandingan laga kerbau antara kerbau Raja Kepulauan Jawa dengan kerbau Raja Nur Alam. Raja Kepulauan Jawa dan orang-orang kerajaannya selalu ketawa bila melihat kerbau kepunyaan Raja Nur Alam yang sangat kecil dibanding kerbau kepunyaan mereka.
Bila pertandingan di mulai maka kerbau Raja Kepulauan Jawa dilepaskan dulu ditengah area pertandingan kemudian barulah dilepaskan kerbau kepunyaan Raja Nur Alam. Baru saja dilepaskan maka anak kerbau yang kehausan dan kelaparan itu langsung ke arah kerbau betina karena menyangka itu adalah ibunya.
Anak kerbau itu terus menyusup ke bawah perut kerbau betina kepunyaan Raja Kepulauan Jawa dan terus menyeruduk kepalanya karena hendak menyusu dan ini menyebabkan perit kerbau itu terluka. Apabila kerbau kepunyaan Raja Kepulauan Jawa merasa sakit maka ia pun melarikan diri tetapi terus dikejar oleh anak kerbau yang kehausan itu dan setiap kali anak kerbau itu menundukkan kepalanya kebawah perut kerbau betina itu maka setiap kali terluka dan akhirnya kerbau kepunyaan Raja Kepulauan Jawa itu pun mati. Dan kerbau kepunyaan Raja Nur Alam diistiharkan sebagai pemenang. Raja Kepulauan Jawa berasa malu lalu berangkat pulang ke negerinya.
Peristiwa “Menang kerbau” itu telah menyelamatkan negeri Batu Putih yang diperintah oleh Nur Alam dari Raja Kepulauan Jawa.
Untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut maka Raja Nur Alam menamakan negeri itu MinangKabau yang berarti “Menang Kerbau”. Raja Nur Alam juga menyuruh rakyat mendirikan rumah yang mana bentuk bumbungnya melengkung seperti tanduk kerbau. Sejak Itu negeri Batu putih bertukar nama menjadi MinangKabau dan rumah yang bumbungnya seperti tanduk kerbau masih kekal hingga saat ini.

sumber: http://minangranahnandicinto.blogspot.co.id/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar